Batu Batikam, Cerita Sejarah Dua Tokoh Adat Minangkabau

 


KIPRAHKITA.NET – Situs ini merupakan bukti mengenai kehadiran tokoh Datuk Perpatih Nan Sabatang dan Datuk Ketumanggungan dalam sejarah Minangkabau. Mereka berdua adalah pendiri dari dua keselarasan yaitu Bodi Caniago dan Koto Piliang.

 

Menurut sejarah, Datuk Parpatih Nan Sabatang dan Datuk Ketumanggungan adalah dua orang bersaudara satu Ibu berlainan Ayah. Keduanya bukanlah merupakan Raja Minangkabau, melainkan sebagai penyusun kedua adat yang hidup dalam tatanan masyarakat.

 

Kehadiran tokoh tersebut dalam sejarah Minangkabau, dibuktikan dengan adanya Batu Batikam di Dusun Tuo Limo Kaum, BatuSangkar.

 

Dikatakan dalam sejarah yang ada, batu batikam merupakan tanda persetujuan antara Datuk Perpatih Nan Sabatang dengan Datuk Ketumanggungan.

 

Sebelum peristiwa ini terjadi antara kedua tokoh adat itu terjadi kesalahpahaman. Datuk Perpatih Nan Sabatang pada saat itu menikamkan kerisnya di sebuah batu, hal ini sebagai peringatan bagi anak cucunya dikemudian hari.

 

Situs Batu Batikam ini terletak di area Medan Nan BapanehMedan nan bapaneh berupa susunan batu sandar yang terdiri dari batu sandar dan landasan untuk duduk. Susunan batu sandar tersebut diletakkan di tanah, sehingga membentuk denah persegi.

 


Batu sandar ini terbuat dari batu andesit. Batu tersebut telah mengalami sedikit pengerjaan. Batu batikam berupa batuan andesit bentuknya segi tiga dan berlubang di bagian tengah. Lubang tersebut menembus di kedua sisi batu. Batu ini berukuran tinggi 55 cm, tebal 20 cm, dan lebar 45 cm.

Batu batikam kini ditempatkan dalam susunan batu yang telah disemen (dibuatkan kemudian), dengan posisi yang bagian runcingnya berada di bawah.

 

Nah, bagi anda yang tertarik menggali beragam informasi tentang budaya Minangkabau, ayo segera jadwalkan waktu untuk mengunjunginya. (*)

Post a Comment

0 Comments